vica

Cartoon Toad Jumping Up and Down

Minggu, 16 November 2014



MERANCANG ARSITEKTUR BASIS DATA

A.    Implikasi yang Bersifat Arsitektur terhadap Backup dan Recovery Diidentifikasi
Implikasi yang bersifat arsitektur terhadap backup dan recovery dapat diidentifikasi dengan melakukan peninjauan ulang terhadap arsitektur basis data yang akan terlihat dari beberapa hal berikut.
1.       Kecepatan dan Kemudahan (Speed)
Basis data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah, daripada kita menyimpan data secara manual (non elektronis) atau secara elektronis (tetapi tidak dalam bentuk penerapan basis data, misalnya dalam bentuk spreadsheet atau dokumen teks biasa).
2.       Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
Karena keterkaitan yang erat antar-kelompok data dalam sebuah basis data maka redundansi (pengulangan) data pasti akan selalu ada. Banyaknya redundansi ini tentu akan memperbesar ruang penyimpanan (baik di memori utama maupun memori sekunder) yang harus disediakan. Dengan basis data, efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan data dapat dilakukan. Selain itu, kita dapat melakukan penekanan jumlah redundansi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar-kelompok data yang saling berhubungan.
3.       Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengodean atau pembentukan relasi antar-data bersama dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data sangat berguna untuk menekan ketidak-akuratan pemasukan/penyimpanan data.
4.       Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Padahal tidak semua data itu selalu kita gunakan/butuhkan. Karena itu kita dapat memilah adanya data utama/master/referensi, data transaksi, data histori hingga data kadaluarsa. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi kita gunakan dapat kita atur untuk dilepaskan dari sistem basis data yang sedang aktif (menjadi off-line) baik dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan offline (seperti removable disk atau tape). Di sisi lain, karena kepentingan pemakaian data, sebuah basis data dapat memiliki data yang disebar di banyak lokasi geografis. Data nasabah sebuah bank, misalnya, dipisah-pisah dan disimpan di lokasi yang sesuai dengan keberadaan nasabah. Dengan pemanfaatan teknologi jaringan computer, data yang berada di suatu lokasi/cabang dapat juga diakses (menjadi tersedia/available) bagi lokasi/cabang lain.
5.       Kelengkapan (Completeness)
Lengkap atau tudaknya data yang kita kelola dalam sebuah basis data bersifat relatif (baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Bila seorang pemakai sudah menganggap bahwa data yang dipelihara sudah lengkap maka pemakai yang lain belum tentu berpendapat sama. Atau yang sekarang dianggap sudah lengkap, belum tentu di masa yang akan datang juga demikian. Dalam sebuah basis data, di samping data kita juga harus menyimpan struktur (baik yang mendefinisikan objek-objek dalam basis data maupun definisi detail dari tiap objek, seperti struktur file/tabel atau indeks). Untuk mengakomodasikan kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang maka kita tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam bentuk penambahan objek baru (tabel) atau dengan penambahan field-field baru pada suatu tabel.
6.       Keamanan (Security)
Memang ada sejumlah sistem (aplikasi) pengelola basis data yang tidak menerapkan aspek keamanan dalam penggunaan basis data. Tetapi untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan dengan ketat. Dengan begitu, kita dapat menentukan siapa-siapa (pemakai) yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek di dalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.
7.       Kebersamaan Pemakaian (Sharability)
Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, atau di satu lokasi saja atau oleh satu sistem/aplikasi saja. Data pegawai dalam basis data kepegawaian, misalnya dapat digunakan oleh banyak pemakai, dari sejumlah departemen dalam organisasi atau oleh banyak sistem (sistem penggajian, sistem akuntansi, sistem investors,dsb). Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan multiuser akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi tetap dengan menjaga/menghindari terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai pada saat yang bersamaan) atau kondisi deadlock (karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data)
Perancangan adalah langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa produk atau sistem. Perancangan itu adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan sebuah peralatan, satu proses atau satu sistem secara detail yang membolehkan dilakukan realisasi fisik. Fase ini adalah inti teknis dari proses rekayasa perangkat lunak. Pada fase ini elemen-elemen dari model analisa dikonversikan. Dengan menggunakan satu dari sejumlah metode perancangan, fase perancangan akan menghasilkan perancangan data, perancangan antarmuka, perancangan arsitektur dan perancangan prosedur.
Banyak langkah yang perlu dilakukan dalam perancangan perangkat lunak. Langkah-langkah tersebut menggambarkan struktur data, struktur program, karakteristik antarmuka dan prosedur yang merupakan sintesa dari keperluan-keperluan informasi. Perancangan data adalah langkah pertama dari empat kegiatan perancangan dalam rekayasa perangkat lunak. Menurut Wasserman,  aktivitas utama dalam perancangan data adalah memilih gambaran logic dari struktur data yang dikenali selama fase spesifikasi dan pendefinisian keperluan. Pemilihan ini melibatkan analisis algoritma dari alternatif struktur dalam rangka menentukan perancangan yang paling efisien.
            Berikut adalah petunjuk dalam melakukan input data.
1.      Kurangi jumlah aksi input yang diperlukan pemakai
2.      Jaga konsistensi antara tampilan informasi dan input data
3.      Bolehkan pemakai melakukan penyesuaian input
4.      Interaksi harus fleksibel tetapi dapat disetel ke mode input yang disukai pemakai
5.      Padamkan perintah yang tidak sesuai dengan aksi saat itu, pemakai mengendalikan aliran interaksi
6.      Sediakan help untuk membantu aksi semua aksi input
7.      Buang input ‘input mickey mouse’

B.    Mengidentifikasi dan Menguji Skenario Kegagalan dan Resiko
Pengidentifikasian dan pengujian terhadap berbagai scenario kegagalan dan resiko dapat dilakukan dengan memantau situasi sebagai berikut.
1.      Pencurian
2.      Kehilangan Kerahasiaan
3.      Kehilangan Privacy
4.      Kehilangan integritas
5.      Kehilangan Ketersediaan
Proteksi basis data terhadap ancaman/gangguan melalui kendali yang bersifat teknis maupun administrasi perlu dilakukan.
Ancaman/gangguan baik disengaja atau tidak yang merusak sistem sehingga merugikan organisai dapat berupa.
1.      Tangible, yaitu kehilangan/kerusakan hardware, software, data
2.      Intangible, yaitu kehilangan kredibilitas, kehilangan kepercayaan client
Kerusakan sistem basis data dapat mengakibatkan aktivitas terhenti. Lamanya waktu pemulihan basis data bergantung pada berikut ini.
1.      Apakah ada hardware dan software alternatif yang dapat digunakan
2.      Kapan backup terakhir dilakukan
3.      Waktu yang diperlukan untuk me-restore sistem
4.      Apakah data yang hilang dapat dipulihkan