vica

Cartoon Toad Jumping Up and Down

Jumat, 16 Januari 2015

cerpen bertemakan keluarga

Kado Terakhir
           
            Setiap air mata pasti jatuh dengan alasan yang berbeda. Begitupun juga denganku. Kekecewaan yang mendalam membuatku begitu terluka. Setelah mendengar hal yang tak kuduga dan tak kuinginkan membuat fikiranku terkuras dan pundakku seperti terhentak keras oleh beban yang membuat langkahku menjadi gontai dan goyah. Ditinggalkan orang yang kita saying pasti akan  menggoreskan luka di dada. Aku begitu menyanyanginya dan setiap doa yang kupanjatkan kepada Allah tak lupa terselip namanya. Impianku untuk bertemu ayah secepatnya ternyata hal yang mustahil untukku. Aku harus menunggu hingga saat waktu itu tiba. Waktu dimana semua manusia dikumpulkan di padang Mahsyar dalam satu tempat yang begitu panasnya hingga tak tertahan lagi.
            Ohw iya Tiang kapal tegak menjulang, mengarungi laut biru, tak kenal maka tak sayang, kalau boleh kenalkan namaku. Hari minggu kerumah paman, pulangnya bawa delima, hai kawan, namaku Atalia. Aku terlahir di dunia ini dari keluarga yang sangat-sangat hebat. Kanapa? Karena aku lahir di dalam keluarga yang sangat menyanyangiku. Mungkin karna aku anak bungsu jadi semua kasih sayang tercurah padaku. Aku tiga bersaudara. Kakakku namanya Lisa dan Dimas. Aku di rumah hanya tinggal bertiga. Mama, kak Lisa dan diriku. Ayah dan Kak.Dimas pergi bekerja mencari uang. Jika kalian bertanya, siapa orang yang suka senyum kepada semua orang pasti jawabbannya adalah diriku. Eitss... bukan berarti aku gila lo ya. Aku suka senyum kepada setiap orang yang kutemui karna aku adalah gadis yang ceria dan aku juga menghormati setiap orang. Baik di lingkungan rumah dan sekolah aku dikenal dengan anak yang ceria. Sampai-sampai temanku saja heran, setiap kali aku ada masalah yang datang pasti aku menghadapinya dengan senyuman dan aku akan merasa enjoy. Karena aku yakin setiap permasalah pasti akan membuat kita semakin baik dari yang sebelumnya.
***
            Aku pernah bertanya pada mamaku.
Ma, kapan ayah pulang?” Tanyaku kepada mama
Besok kalau kerjaan ayah sudah selesai sayang” Jawab mama
Tapi ma, sampai kapan Tata harus menunggu?”
Sampai waktunya tiba sayang”
Maksudnya ma?”
“Sudah sana belajar, PR kamu kan banyak!
Seperti biasa mama tak menjawab pertanyaanku lagi. Aku merasa bingung dengan apa yang dimaksud mama tadi. Aku belum menemukan jawaban dari pertanyaanku.
Aku buka pintu kamarku dan aku ambil hp  dari atas meja belajarku. Aku tekan tombol angka 08572944xxxx. Dan suaranya sudah terdengar.
Ada apa Tata sayang, ayah masih kerja nih”
Emww ayah, Tata kangen. Kapan ayah pulang?”
Besok kalau kerjaan ayah beres ya sayang”
Tapi ayah, Ata kangen”
Tut...tu...tut... (suara dari hape ku). Ya ternyata habis pulsaku.  Aku kembalikan hapeku ketempatan semula dan kututup pintu kamarku langsung aku menuju dapur dimana kak Lisa dan mama sedang memasak.
Aku masih menggerutu dengan semua keadaan ini, keadaan dimana aku tak menyukainya.
Sa, kapan kamu ke makam ayah?”
Nanti ma setelah Lisa pulang dari rumah teman”
Jangan sampai adikmu tahu ya”
Makam ayah? Kalimat itu membuat tubuhku lunglai. Aku bingung dengan semua ini. Aku menjauh dari dapur dari mama dan Kak Lisa berada. Kalimat makam ayah membuat langkahku seperti terhentak oleh beban yang sangat keras di pundak dan membuat langkahku menjadi gontai dan goyah. Aku lari menuju kamarku. Jadi itu semua jawaban yang sebelumnya aku ingin tahu. Ayah yang kubangga-banggakan ternyata sudah tiada? Kenapa, kenapa ini bisa terjadi?  Air mataku mulai menetes, ada begitu banyak pertanyaan dalam diriku. Kenapa mama dan kakak membohongiku, kenapa mereka tak bilang, lalu suara siapa itu? Aku diam seribu bahasa aku hanya menangis dan membuat mataku ini menjadi lebam.
Dua hari berikutnya tiba-tiba mamaku dikejutkan oleh kedatangan tim STP2K di sekolahanku. Mama tak menduga akan ada guru STP2K yang datang menemuinya.
“Permisi buk”
“Iya pak, dari mana dan mencari siapa?”
“Saya ingin mencari ibunya Atalia”
“Iya, saya sendiri”
“Begini buk, sudah dua hari anak Ibu tidak berangkat sekolah. Kalau boleh tahu Tata berada dimana ya bu?”
Sontak mamaku bingung dengan pertanyaan yang disodorkan salah satu STP2K. Mama terdiam dan menahan air mata, mama kaget  dan bingung dengan perilakuku sekarang.
“Tapi pak, dari kemarin tata berperilaku seperti biasanya. Hanya saja dia jarang makan di rumah dan sering diam”
“Kalau saya boleh tahu, apakah ada masalah?”
“Setiap Tata ada masalah pasti dia cerita pak, saya bingung dengan dia juga apakah dia ada masalah di sekolah atau tidak”
Seperti biasa jam 15.00 aku pulang, dan mama menyuruhku untuk makan. Tapi aku menolak. Di sudut pojok belakang mamaku menyembunyikan air matanya tapi diriku tak mengetahuinya. Mataku hanya tertuju pada kamarku dan seperti biasa aku hanya mengalamun di depan jendela kamarku.
Paginya aku berperilaku seperti biasa, dan ternyata kak Lisa membuntutiku dari belakang. Kak Lisa kaget dengan akhir tujuan perjalanku. Kak Lisa menepuk pundakku, aku dan kak lisa menangis disamping kuburan ayahku.


***
Tanpa mama duga, setiap kali aku meminta izin untuk sekolah aku hanya pergi ke kuburan dimana ayahku dikuburkan. Dari pagi hingga siang aku menangis dan melampiaskan kekecewaanku terhadap keadaan yang telah terjadi ini kepada ayahku yang telah terbaling di tanah.
“Kenapa, kenapa, kenapa ini harus terjadi yah”
“Aku tak menyangka ternyata ayah yang selama ini aku banggakan sudah berada jauh dan tak mungkin aku temui“
Kenapa mereka membongiku?”
“Ayah, Tata rindu ayah. Haruskah Tata menunggu hingga Tata bosan dengan semua ini yah”
“Tata ingin bertemu ayah, apakah ayah juga rindu dengan Tata?”
Setelah aku melampiaskan perasaan yang aku rasakan, tubuhku pasti akan terlelap diatas kuburan ayahku.
Dalam hati aku bertanya-tanya. Mungkinkah itu ayah yang tersenyum padaku? Tapi kenapa ia tak menghampiriku? Semakin keras aku memanggil ayah semakin lama bayangan itu hilang memudar ditelan angin. Tapi senyuman itu masih tersimpan di dalam memori otakku.  Yang sulit untuk aku hapus. Setelah raja siang mulai pergi ke arah timur saat itu juga aku terbangun dan aku harus menghadapi kenyataan hidup yang sama sekali aku tak inginkan. Air mataku mulai mengering dan membuat mataku menjadi lebam. Tanpa basa-basi aku cium batu nisan ayahku dan aku berdoa untuknya. Ku husap tetesan air mataku yang terlakhir dan aku mulai bergegas meninggakan makam ayahku. Dalam benakku aku masih menangis tapi aku harus menyembunyikan air mataku di depan mama dan Kak.Lisa. Aku tak ingin melihat mama melihat diriku yang sekarang, tapi aku benci dengan drama yang harus aku perankan. Dramaku harus berujung haru karena Kak.Lisa membuntuttiku dari belakang dan mengetahui semua apa yang telah aku perbuat.
***
Kak lisa menepuk pundak dan memanggil namaku. Setelah mendengar suara kak Lisa, aku kaget dan kak lisa langsung memeluk tubuhku yang sedang rapuh. Aku curahkan semua isi hatiku dan kekecewaan yang aku rasakan kepada kak Lisa. Kak Lisa hanya ikut menangis dan meminta maaf kepadaku. Aku diajak pulang meninggalkan makam ayah. Di sepanjang jalan aku duduk manis dan terdiam. Sesampainya di rumah, seperti biasa yang kutuju hanya kamarku. Kak Lisa menceritakan semua  yang terjadi kepada mama. Dan keadaanku membuat mama harus meneteskan air matanya.
Setiap kali aku pergi aku pasti diantar Kak,Lisa. Mungkin mama takut kalau  aku membolos sekolah lagi. Disetiap perjalananku menuju kelas, di sepanjang itu pula aku mendengar suara teman-temanku yang meneriakki namaku. Tapi aku hanya diam tanpa aku memberikan senyumanku kepada mereka. Teman-temanku menjadi heran dengan perubahan ku sekarang. Yang dulunya ceria menjadi pendiam dan suka mengalamun. Walau ada yang mengajak aku bicara tapi aku cepat-cepat  menghindar dari kontak langsung dengan mereka.
“Kamu kenapa sih Ta? Cerita sama aku”
“Maaf La, aku belum bisa cerita”
Kegiatanku di sekolah seperti tak ada yang istimewa aja, seperti hambar tak ada yang menarik. Hari-hari berikutnya harus kulalui dengan kondisi perasaan yang sama.  Perubahan yang derastis mulai kurasa dari nilai yang kudapatkan menjadi menurun hingga digantikan posisi yang aku inginkan dari dulu yaitu ketua ekstra Dance oleh Sinta. Tapi aku hanya bisa diam. Sepulang sekolah aku diajak Lala ke masjid dimana anak-anak rohis berkumpul dan mendengarkan kajian. Alumni Rohis memberikan kultum tentang bagaimana kita menyikapi setiap masalah yang datang kepada kita, kita dilarang untuk berbuat yang berlebihan. Karena setiap perbuatan yang berlebihan itu tidak baik. Dan disitu pula aku mendapatkan kedamaian yang sudah lama tak bisa aku rasakan. Aku mulai sadar, diriku yang salah aku tak bertanya dengan mama kenapa mereka membohongiku. Setelah aku ikut dari kajian bersama anak-anak rohis aku pulang dengan perasaan yang mulai aku sukai lagi. Tapi setelah sesampainya aku di rumah. Suara itu, suara itu terdengar  tak asing bagiku. Aku langsung mengikuti kemana arah suara itu berasal dan ku temui, ternyata aku baru sadar itu suara Kak.Dimas yang dulunya berperan menggantikan posisi ayah untukku.  Bersamaan dengan itu pula aku baru ingat kalau hari ini ulang tahunku. Dan sesuai dengan pesan ayahku dulu. Aku baru akan diberitahu kalau ayah sudah tiada tepat di hari ulang tahunku. Bersamaan itu pula aku menerima kado terakhir beserta surat di dalamnya.  Dan surat ayah mulai aku baca dan aku mulai menitihkan air mataku lagi.
Selamat ulang tahun Tata sayang.
Jika Tata membaca surat ini ber’arti Tata akan tahu dimana ayah berada. Tata pasti akan kaget, jika ayah sebenarnya sudah tiada. Mungkin Tata bingung dengan semua ini kenapa ini bisa terjadi dan  kenapa mama dan kakak membohongi Tata. Bukan maksud ayah membuat skenario ini.
Tapi perlu kamu tahu, ayah sayang sama Tata.
Ayah tak mau kamu berfikir kalau kamu dilahirkan berbeda dengan teman-temanmu dan ayah tak mau kamu berfikir kenapa kamu tak mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah.
Disetiap malam ayah mulai merasa kantuk, ayah mulai takut jika esok tak bisa melihat dirimu. Di sepanjang malam ayah ditemani ibumu dan ayah selalu berdoa supaya ayah bisa melihat kehadiranmu. Setiap hari ayah berjuang demi rasa sakit yang selama ini harus ayah rasakan.
Ayah muulai lelah dengan rasa sakit ini dan ayah mulai putus asa. Ayah kehilangan semangat hidup. Namun karena ayah ingin melihatmu ayah sembunyikan rasa sakit ini dari ibu dan kakakmu.
Tapi saat itu ayah mulai merasa hidup ayah tak lama lagi. Maka dari itu ayah memutuskan untuk membuat surat ini untuk disampaikan kepadamu tepat di hari ulang tahunmu. Begitu juga dengan kado-kado yang kamu dapatkan. Itu benar-benar dari ayah.
Maafkan ayah jika ini kado terakhir dari ayah untuk Tata.
Ayah  hanya ingin  Tata menjadi anak yang baik. Dan jangan buat mama menangis. Ayah ingin kelak kita bisa bertemu dan ayah harap esok Tata bisa menuntun ayah ke surga.
Ayah sayang Tata, sungguh ayah minta maaf.

Air mataku tak terbendung lagi aku hiraukan air mata ini membasahi pipiku. Dan pesan ayah harus aku lakukan. Aku ingin melihat ayah tersenyum. Mungkin aku sudah terlambat tapi aku percaya aku bisa mewujudkan cita-cita ayah.
Dalam hati aku berkata “Ayah, Tata janji Tata akan kembali menjadi Tata yang dulu.

Tapi Tata ingin ayah bersabar karena untuk kembali menjadi Tata yang dulu butuh waktu untuk mengobati kekecewaan yang sudah Tata rasakan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar