vica

Cartoon Toad Jumping Up and Down

Senin, 06 November 2017

morfometri perairan lentik



MORFOMETRI PERAIRAN LENTIK
VIKA TARI RAMADHANTY
16/394254/PN/14493
BUDIDAYA PERIKANAN

Abstrak
Tujuan  praktikum morfometri perairan lentik yaitu untuk mengetahui keadaan morfometri (bentuk dan ukuran) dan keadaan perairan danau/waduk pada setiap level tingkat genangan. Praktikum ekosistem morfometri perairan lentik dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perikanan A Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada pada tanggal 14 September 2017 pukul 13.30  WIB sampai selesai. Prinsip kerjadari praktikum  ini yaitu dengan cara duplikasi peta bathimetri pada kertas kalkir dengan pengambilan sampel 1x1 cm sebagai pembanding dengan gambar peta waduk sermo pada empat level yaitu 110 m, 120 m, 130 m dan 137 m. Pada tahun 1996, 2000, dan 2005. Bentuk Waduk Sermo yaitu memiliki tepi yang berkelok-kelok tidak beraturan dan menjauhi dari bentuk elips atau bulat karena memiliki nilai Sd yang lebih dari 2. Kondisi waduk sermo pada setiap level dan tahun 1996 sampai 2005 mengalami perubahan luas, keliling, berat serta
shore development. Nilai shore development (sd) Waduk Sermo pada tahun 1996 pada level 110 meter sebesar 1.897, level 120 meter sebesar 1.975, level 130 meter sebesar 3.217, level 137 meter sebesar 3.462; pada tahun 2000 level 110 meter sebesar 2.275, level 120 meter sebesar 2.270, level 130 meter sebesar 3.019, level 137 meter sebesar 3.964; pada tahun 2005 level 110 meter sebesar 2.7, level 120 meter sebesar 3.210, level 130 meter sebesar 3.579, dan level 137 meter sebesar 3.782. Dapat disimpulkan bahwa nilai shore development (sd) berpengaruh terhadap tingkat kesuburan perairan. Maka pada tahun 2000 level 137 merupakan daerah paling subur.
Kata kunci: lentik, level, morfometri, topografi, waduk
Pendahuluan
Untuk pengembangan perikanan maka perlu dilakukan morfometri perairan lentik. Apabila morfometri sudah diketahui maka morfometripun akan mudah diidentifikasi sehingga kita bisa menentukan fungsi yang tepat dari perairan lentik. Limnologi sangat penting dilakukan, menurut penentuan posisi dalam suatu perairan (danau atau waduk) sangat penting dilakukan karena danau atau waduk adalah bagian air yang sangat luas, sulit untuk menemukan kembali titik yang telah ditentukan dan dinamika tersebut. Penentuan posisi ini juga untuk menemukan kembali titik/area yang telah ditentukan(titik sampling titik kedalam habitat) dan memudahkan pengeplotan titik/area ke dalam peta untuk kepentingan analisis ke ruangan.

Limnologi merupakan cabang ilmu perairan umum yang berhubungan dengan seluruh faktor yang mempengaruhi populasi yang hidup di perairan tersebut (Wetzel, 1975). Morfometri adalah cabang ilmu limnology yang berhubungan dengan pengukuran ciri-ciri morfologi dari dasar perairan termasuk masa atau volume air. Morfologi juga dapat diartikan sebagai nilai kualitatif dari parameter-parameter yang terkandung pada suatu daerah aliran sungai(DAS) atau danau (Welch, 1952). Parameter morfometri terdiri dari panjang, lebar, kedaleman, luas area, volume keliling garis pantai dan share development  (Cole, 1983). Peta merupakan sarana untuk memperoleh data ilmiah yang terdapat diatas permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai tanda-tanda keterangan sehingga dapat mudah dibaca. Peta suatu perairan danau/waduk yang menyerupai peta topografi umumnya disebut juga peta hidrografi. Umumnya peta hidrografi dibuat dengan skala tertentu dan juga gambar kontur kedalamannya. Gambar peta dari suatu perairan dapat memberikan informasi-informasi penting mengenai kondisi perairan tersebut sekitar (Welch, 1952).

Perairan air tawar umumnya dibagi menjadi 2, yaitu perairan lotik dan perairan lentik. Perairan air tawar lotik merupakan perairan yang berarus, contohnya sungai. Sedangkan perairan lentik memiliki cirri-ciri yang tidak berarus,meskipun ada tetapi dalam skala kecil, contohnya waduk, danau  Danau merupakan perairan dalam dengan tepian yang curam dan terdapat tumbuhn air dibagian tepi danau. Waduk dapat diartikan sebagai cekungan yang besar dipermukaan bumi yang digenangi oleh air, biasanya air tawar dan dikelilingi oleh daratan. Waduk sermo merupakan waduk pertama dan satu-satunya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis limnologi suatu danau atau waduk memerlukan data-data yang detail mengenai analisa kedalaman, pengukuran luas atau permukaan seimen dasar, strata dan ciri-ciri garis pantai sering menjadi hal yang sangat penting dalam menganalisa sifat-sifat fisik, kimia, dan biologi suatu perairan tawar. Sehingga diperlukan pengamatan dan perhitungan mengenai morfometri dalam suatu perairan lentik (Wetzel,1975).

Menurut Hakanson (1981), morfometri perairan lentik berhubungan dengan kuantifikasi dan pengukuran bentuk-bentuk danau dan elemen-elemen pembentuknya. Data morfometri merupakan kebutuhan dasar di hampir semua proses limnologi dan hidrologi. Sampai saat ini semua parameter morfometri yang tergantung skala (scale dependent morphometri parameter) seperti panjang garis pantai dan perkembangan garis pantai perairan lentik, masih memiliki relevansi kuantitatif yang terbatas karena parameternya tidak dapat diidentifikasi dengan jelas. Perencanaan pengembangan daerah perairan untuk kegiatan perikanan dan atau lainnya dapat ditunjang dengan data-data dari morfologi atau morfometri (Dahuri, 2002). Tujuan dilakukannya praktikum morfometri perairan lentik yaitu untuk mengetahui keadaan morfometri (bentuk dan ukuran) dan keadaan perairan danau/waduk pada setiap level tingkat genangan.

Metode
Praktikum morfometri perairan lentik ini dilakukan pada hari Kamis, 14 September 2017 pukul 13.30 WIB sampai selesai bertempat di laboratorium Manajemen Sumberdaya Perikanan A, Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Pada praktikum morfometri perairan lentik ini digunakan alat-alat seperti penggaris , alat tulis, gunting, benang jahit, jarum pentul, gabus ukuran 30 x 30 cm, kalkulator dan timbangan analitik. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kertas kalkir dan peta bathimetri Waduk Sermo skala 1:15.000. Metode yang digunakan yaitu dengan menggambar (menduplikasi) peta bathimetri pada kertas kalkir , kemudian diambil sampel 1 x 1 cm dan dihitung berat luas, volume, keliling, dan shore development dari kertaskalkir yang sudah diduplikasi tadi. Rumus luas yang digunakan yaitu  dengan W1 adalah berat peta (gram), W2 merupakan berat sampel (gram), L1 adalah luas peta (km2), dan L2 adalah luas sampel (km2). Untuk menghitung keliling peta digunakan rumus SL(km) =panjang benang(cm) ×  dengan SL merupakan scala litcher atau jarak sesungguhnya, panjang benang merupakan panjang yang digunakan untuk mengukur keliling pada peta. Untuk menghitung volume digunakan rumus V=  dengan V merupakan volume (km3), h merupakan kedalaman vertikal (m), a1 adalah luas permukaan lebih atas (m2), dan a2 merupakan luas area pada tingkat permukaan tertentu yg lebih rendah (km2). Kemudian untuk menghitung shore development digunakan rumus;  dengan Sd merupakan shore development, SL adalah keliling peta (km), dan A merupakan luas  peta (km2).











HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Tabel 1. : Table Hasil Pengamatan Morfometri Perairan Lentik Waduk Sermo skala 1:15.000
tahun
level
berat sampel
berat peta
luas 
Volume
keliling
Sd
(m)
 (g)
 (g)
(km)
(km3)
(km)
1996
110
0,01
0,12
0,27
0,004
3,495
1,897

120
0,01
0,28
0,63
0,004
5,55
1,975

130
0,01
0,55
1,24
0,018
12,675
3,217

137
0,01
0,72
1,62
0,039
19,875
3,462
2000
110
0,01
0,1
0,225
0,225
3,825
2,275

120
0,01
0,21
0,473
0,003
5,535
2,270

130
0,01
0,39
0,878
0,013
10,05
3,019

137
0,01
0,68
1,53
0,032
17,377
3,964
2005
110
0,01
0,05
0,112
0,112
3,21
2,7

120
0,01
0,16
0,36
0,002
6,825
3,210

130
0,01
0,38
0,855
0,01
11,73
3,579

137
0,01
0,75
1,6875
0,034
17,4
3,782

Morfometri adalah cabang ilmu limnologi yang berhubungan dengan pengukuran ciri-ciri morfologi dari dasar perairan termasuk masa atau volume air.  Menurut Hakanson (1981), morfometri perairan lentik berhubungan dengan kuantifikasi dan pengukuran bentuk-bentuk danau dan elemen-elemen pembentuknya. Data morfometri merupakan kebutuhan dasar dalam hampir semua proses limnology dan hidrologi. Sampai saat ini semua parameter morfometri yang tergantung skala (scale dependent morphometri parameter) seperti panjang garis pantai dan perkembangan garis pantai perairan lentik, masih memiliki relevansi kuantitatif yang terbatas karena parameternya tidak dapat diidentifikasi dengan jelas. Dahuri (2002) menjelaskan bahwa perencanaan pengembangan daerah perairan untuk kegiatan perikanan dan atau lainnya dapat ditunjang dengan data-data dari morfologi atau morfometri.

Berdasarkan pengamatan dan perhitungan, hasil yang didapat dari praktikum  pada tahun 1996 ke tahun 2000 hingga tahun 2005 memiiki nilai yang berbeda-beda  tiap level, berat peta, luas peta, volume, dan keliling. Pada tahun 1996 level 110 berat peta 0,12 gram, dengan luas peta 0.27 km2, volume 0.004km3 dan keliling 3.495 km. Tahun 1996 level 120 memiliki berat peta 0,28 gram, luas peta 0.63 km2, volume 0,004 km3, dan keliling 5.55 km. Pada level 130, berat peta adalah 0.55 gram, luas peta 1.24 km2, volume 0.018 km3, dan keliling 12.675 km.  Pada level 137 berat peta 0.72 gram, luas peta 1.62 km2, volume 0.039 km3, dan keliling 19.875 km. Pada tahun 2000 setiap level memiliki nilai yang berbeda-beda. Pada level 110 berat peta 0.1 gram, luas peta 0.225 km2, volume 0.225 km3 dan keliling 3.825 km. Pada level 120 berat peta 0,20 gram, luas peta 0.473 km2, volume 0.003 km3, dan keliling 5.535 km. Level 130 berat peta 0.39 gram, luas peta 0.878 km2, volume 0,013 km3, dan  keliling 10.05 km. Sedangkan pada level 137, berat peta 0,68 gram, luas peta 1.53 km2, volume 0.032 km3, keliling 17.377 km. Pada tahun 2005 besar berat peta, luas peta, volume, dan keliling memiliki nilai yang berbeda-beda juga setiap levelnya. Pada level 110 berat peta 0.01 gram, luas peta 0.112 km2, volume 0.112 km3 dan keliling 3.21 km. Level 120 berat peta 0.16 gram, luas peta 0.36 km2, volume 0.002 km3, dan keliling 6.825 km. Pada level 130 berat peta 0.38 gram, luas peta 0.885 km2, volume 0.01 km3, dan keliling 11.73 km.  Pada level 137 berat peta 0.75 gram, luas peta 1.6875 km2, volume 0.034 km3, dan keliling 17.4 km. penurunan jumlah luas dan volume pada waduk Sermo disebabkan oleh sedimentasi, bahan organik, tanah, dan bahan non organik yang mengendap dan atau terkubur ke dasar perairan sehingga dapat menyebabkan pendangkalan. Jadi semakin rendah luas dan volume waduk semakin tinggi tingkat sedimentasi yang terjadi. Hubungannya saling bertolak-belakang.

Salah satu parameter yang diukur dalam praktikum kali ini adalah shore development (Sd) Shore development yaitu indeks besarnya atau jauhnya penyimpanan bentuk perairan dari bentuk lingkar. Apabila nilai Sd semakin besar menunjukkan tingkat  kesuburan suatu perairan semakin tinggi. Semakin besar nilai shore development semakin subur daerah tersebut.  Jika shore development mendekati satu(atau sama dengan satu), maka danau tersebut berbentuk lingkaran. Nilai shore development anatara 1-2, danau tersebut berbentuk subsircular atau elipsdan jika shore development lebih besar dari dua, danau tersebut berbentuk tidak beraturan (Hakanson, 1981). Manfaat dari shore development sendiri yaitu kita dapat mengetahui topografi dari suatu waduk apakah waduk tersebut beraturan atau tidak. Manfaat yang lain yaitu dapat mengetahui tanah yang subur dan yang kurang subur agar bisa dimanfaatkan.

Nilai Sd Waduk Sermo pada level 110 m tahun 1996 kurang dari 2 sehingga bentuknya masih elips. Namun pada tahun yang sama pada level yang berbeda, nilai Sd Waduk Sermo lebih dari dua, hal ini menunjukkan bentuk waduk yang memiliki tepi berkelok-kelok atau menjauhi bentuk elips.  Dan untuk nilai Sd pada tahun 2000 dan 2005 untuk semua level memiliki nilai lebih dari 2 yang menunjukkan bahwa tepinya berkelok-kelok tidak beraturan menjauhi bentuk ellips, kecuali pada tahun 2005 dengan level 110 m yang memiliki nilai Sd kurang dari 2 menunjukkan bentuk danaunya elips (Barus,2004).

Perubahan morfometri danau dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu curah hujan, sedimentasi, dan jumlah organisme. Curah hujan yang semakin tinggi akan menaikkan volume danau dan sebaliknya apabila curah hujan rendah maka dapat menurunkan volume danau atau waduk. Faktor selanjutnya adalah sedimentasi. Sedimentasi adalah pengendapan sisan bahan organik yang berada di dasar perairan dan sudah mengalami proses pengerasan atau pemadatan. Sedimentasi yang terus bertambah akan mengakibatkan penurunan luas dan volume waduk. Jumlah organisme berupa plankton dapat mempengaruhi morfometri sebab organisme tersebut ketika mati akan mengendap di dasar perairan (Welch, 1948).

Manfaat dari praktikum morfometri perairan lentik dalam bidang perikanan yaitu kita dapat mengetahui daerah yang subur maupun kurang subur, sehingga kita dapat menentukan daerah yang cocok untuk dijdikan usaha. Misalnya dalam pembuatan tambak dan dapat digunakan untuk menganalisa kualitas air kolam apakah kolam tersebut tercemar atau tidak.

KESIMPULAN
Bentuk Waduk Sermo yaitu memiliki tepi yang berkelok-kelok tidak beraturan dan menjauhi dari bentuk elips atau bulat karena memiliki nilai Sd yang lebih dari 2. Kondisi waduk sermo pada setiap level dan tahun 1996 sampai 2005 mengalami perubahan luas, keliling, berat serta
shore development. Nilai shore development (sd) Waduk Sermo pada tahun 1996 pada level 110 meter sebesar 1.897, level 120 meter sebesar 1.975, level 130 meter sebesar 3.217, level 137 meter sebesar 3.462; pada tahun 2000 level 110 meter sebesar 2.275, level 120 meter sebesar 2.270, level 130 meter sebesar 3.019, level 137 meter sebesar 3.964; pada tahun 2005 level 110 meter sebesar 2.7, level 120 meter sebesar 3.210, level 130 meter sebesar 3.579, dan level 137 meter sebesar 3.782. Dapat disimpulkan bahwa nilai shore development (sd) berpengaruh terhadap tingkat kesuburan perairan. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2000 level 137 merupakan daerah paling subur.




DAFTAR PUSTAKA
Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. Universitas Sumatra
Utara Press. Medan
Cole, G. 1993. Buku Teks Limnologi (Alih Bahasa Fatimah. MD.Yusuff dan Syamsiah M.D. Said). Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia. Kuala Lumpu
Dahuri, R. 2002. Membangun Kembali Perekonomian Melalui Sektor Perikanan dan Kelautan.
LISPI.Jakarta.
Hakanson, L. 1981. A Manual of Lake Morphometry. Springer-Verlag. Berlin.
Welch, P. S. 1948. Lymnological Method. McGraw-Hill Book Company Inc. New York.
Welch, P. S. 1952. Lymnological Method. McGraw-Hill Book Company Inc. New York.
Wetzel.1975. Limnology. Third Edition. Sounders Colage. Philadelphia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar