vica

Cartoon Toad Jumping Up and Down

Senin, 11 September 2017

makalah alat tangkap ikan di pantura



Bab 1
PENDAHULUAN
1. 1.          LATAR BELAKANG
Sumber daya perikanan  merupakan kekayaan alam terbesar di Indonesia. Perikanan merupakan sektor ekonomi yang sangat potensial. Hal ini karena nilai jual dari hasil perikanan sangat menguntungkan sekali bagi nelayan dalam  memenuhi  kebutuhan hidupnya. Pantai utara jawa atau yang lebih dikenal di masyarakat dengan sebutan pantura merupakan daerah  penangkapan berbagai jenis ikan seperti cumi-cumi, udang, layur kuning, ikan teri, ikan  kembung dan masih banyak lagi. Banyak  masyarakat di daerah sekitar pantai utara ini menggantungkan hidupnya dengan bekerja sebagai  nelayan.  Penangkapan  ikan ini dilakukan untuk memperoleh bahan makanan bagi keluarga, komunitas, atau kelompok tertentu.
Alat tangkap ikan kian hari semakin berkembang. Pada awalnya manusia menangkap ikan hanya menggunakan tangan saja. Namun secara perlahan menggunakan alat bantu berupa batu, tulang, tanduk dan kayu. Harga ikan yang terus naik membuat para nelayan mengembangkan alat tangkap ikan sehingga dapat menaikkan hasil jumlah tangkapannya. Alat tangkap ikan yang sudah berkembang menurut FAO 1971 yaitu jaring lingkar, pukat, trawl, penggaruk, jaring insang, pancing dan masih banyak lagi. Indonesia merupakan negara perairan yang masih memiliki kendala dalam bidang penangkapan ikan. Salah satu kendala yang dihadapi para nelayan Indonesia adalah keterbatasan pengetahuan dalam penentuan posisi penangkapan yang lebih efektif atau daerah penangkapan ikan yang lebih potensial.


1. 2.          RUMUSAN MASALAH
Indonesia adalah negara maritim dan terbesar di dunia yang memiliki pulau. Luas lautan indonesia adalah 2/3 dari luas Indonesia sendiri. Perikanan merupakan kekayaan alam Indonesia yang terbarukan. Perikanan seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran bangsa Indonesia, namun faktanya masyarakat Indonesia belum bisa mengoptimalkan itu semua. Hal ini dibuktikan dengan  masih banyak nelayan yang bisa dikatakan jauh dari kata makmur.
Pantura merupakan salah satu lokasi dengan sumberdaya alam yang potensial di Indonesia. Namun jumlah tangkapan ikan di pantura mulai mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena larangan penggunaan alat tangkap cantrang. Penggunaan alat tangkap cantrang dipercaya dapat merusak ekosistem laut. Dengan begitu maka diperlukan pengetahuan tentang alat tangkap selain cantrang yang dapat digunakan untuk para nelayan di daerah pantura.

1. 3.          TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahuijenis-jenis alat tangkap ikan yang ada di pantura
2.    Untuk mengetahui jenis tangkapan dari alat tangkap ikan tersebut









Bab 2
ISI
Pantai utara jawa merupakan daerah penangkapan ikan yang sangat berpotensial. Tentunya untuk mendapatkan  ikan diperlukan alat tangkap. Alat tangkap ikan di pantura  yaitu pukat kantong (seine net), jaring insang(gill nets), jaring angkat(lift net), pancing(hook & lines), dan perangkap(traps). Kelima alat tangkap alat tangkap itu masih dibedakan lagi dantentunya ada banyak jenisnya.
1.      Pukat kantong(seine net)
Yaitu alat tangkap ikan yang cara pengoperasiannya dengan cara ditarik dan dapat mengepung/mengurung,  menyapu watas perairan. Pukat kantong dapat ditarik ke pantai atau ke perahu. Ciri-ciri pukat kantong yaitu mempunyai kantong atau tidak, mempunyai sayap, melingkari atau mengepung watas perairan dan ditarik ke pantai atau perahu dan atau ditarik sepanjang dasar/pertengahan perairan searah laju kapal. Contoh dari pukat kantong yaitu pukat ikan, pukat udang (shrimp trawler), dogol, pukat pantai, pukat cincin (purse seine),dll.
a.       Pukat ikan
Yaitu jenis penangkap ikan yang berbentuk kantong bersayap yang dalam
operasinya dilengkapi (2 buah) papan pembuka mulut (otter board). Tujuan utama penangkapan ikan menggunakan pukat ikan yaitu untuk menangkap ikan perairan pertengahan (mid water) dan ikan perairan dasar (demersal) yang dalam pengoperasiannya ditarik melayang di atas dasar hanya oleh satu buah kapal bermotor. Pukat ikan beroperasi di wilayah ZEEI laut cina selatan, ZEEI laut arafuru, ZEEI samudera hindia, dan ZEEI selat malaka.
Dasar hukum operasi
-     Pasal  31 ayat (1) huruf d. Keputusan menteri kelautan dan perikanan
no.KEP.60/MEN/2001 Tentang penataan penggunaan kapal perikanan di ZEE
indonesia
-     Pasal 16 ayat (1) huruf c. Keputusan menteri kelautan dan perikanan
no.KEP.10/MEN/2003 tentang perizinan usaha penangkapan ikan.

b.      Pukat udang
Yaitu alat tangkap jaring yang berbentuk kantong dengan sasaran tangkapannya udang. Jaring ini dilengkapi sepasang  papan pembuka mulut jaring dan Turtle Exchuder Device/TED (alat pemisah/untuk meloloskan penyu), tujuan utamanya untuk menangkap udang dan ikan dasar,dengan cara menyapu dasar perairan dan hanya boleh ditarik oleh satu kapal. Jenis ikan hasil tangkapannya berupa udang putih (P.indicus, P.merguiensis), udang krosok(metapenolopsis Sp.) udang bago (P.monodon) dan jenis ikan lain seperti pethek (Leugnatus Sp.) kuniran (upeneaus Sp).
Dasar hukum operasi:
-     Pasal 1 keppres RI no.85 tahun 1982 tentang pengunaan pukat
udang,dengan tidak mengurangi ketentuan keppres no.39 tahun 1980 dan
instruksi presiden no.11 tahun 1982, pukat udang dapat di gunakan di
perairan kep.kei, tanimbar, aru, papua, dan laut arafura dengan batas
koordinat 130′ BT ke timur, kecuali pantai masing-masing pulau yang
dibatasi oleh garis isobat 10 meter;
-     Pasal 31 ayat 1 huruf g. Keputusan menteri kelautan dan perikanan
no.KEP.60/MEN/2001 Tentang penataan penggunaan kapal perikanan di ZEEI
3. Pasal 16 ayat 1 huruf d. Keputusan menteri kelautan dan perikanan
no. KEP.10/MEN/2003 tentang perizinan usaha penangkapan ikan
c.       Purse seine
Yaitu jaring penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang/trapesium, dilengkapi dengan tali kolor yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring (tali ris bawah), sehingga dengan menarik tali itu jaring dapat dikuncupkan sehingga gerombolan ikan terkurung di dalam jaring. Hasil tangkapannya berupa ikan pelagis kecil seperti ikan kembung, selar, lemuru dan ikan lainnya sedangkan ikan pelagis besar seperti cakalang, tuna, dan lainnya. Daerah pengoperasian purse sein berada di perairan ZEEI Laut Sulawesi, ZEEI samudera pasifis, ZEEI samudera hindia. Dasar hukum operssi purse sein yaitu pasal 31 ayat 1 huruf b dan huruf c, kep.menteri kelautan dan perikan KEP.60/MEN/2001 Pasal 16 ayat 1 huruf c, KepMen KEP.10/MEN/2003


2.      Jaring insang (Gill nets)
Yaitu alat tangkap ikan berupa lembaran jaring 4 persegi panjang, pada bagian atasnya dilengkapi tali ris dan pelampung sedangkan bagian bawah di lengkapi tali ris dan pemberat terbuat dari coplymers PVD, dioperasikan di lapisan permukaan, pertengahan, atau dasar. Ikan hasil tangkapan dari jaring insang yaitu ikan jenis pelagis dan ikan demersal. Derah pengoperasiannya digunakan di seluruh perairan Indonesia. Dasar hukum operasinya yaitu Pasal 31 ayat 1 huruf 3, No. KEP.60/MEN/2001 dan Pasal 16 ayat 1 huruf e. no. KEP.10/MEN/2003. Jaring isang dibedakan menjadi 6 yaitu jaring insang hanyut(drift gill net), jaring insang labuh(set gill nets), jaring insang karang (coral reef gill nets), jaring insang lingkar(encircling gill nets), jaring tiga lapis(trammel net), jaring dua lapis(double nets).
Persyaratan gill netsagar ikan terjerat atau terbelit
a.       Kekakuan twine (rigidity of petting twine)
Twine yang lembut diatur dengan: memperkecil diameter twine atau mengurangi pilin persatun panjang, ataupun bahan celup pemberi warna ditiadakan. Semakin lembut semakin mudah menjerat.
b.      Ketegangan rentangan tubuh jaring
Kuat rentangan kearah panjang (horizontal) dan lebar (bawah). Ketegangan jaring dipengaruhi oleh pelampung, pemberat, berat tubuh jaring, tali temali, shortening dan lingkungan.
c.       Hanging rasio
Beda panjang jaringsetelah diletakkan pada floatline dengan panjang tubuh jaring dalam keadaan teregang sempurna(strech). Hanging rasio= L/Lo Cara menghitung luas jaring
S = E x  x L x H x a2
S= Luas jaring
E = hanging rasio memanjang
L= jumlah mata jaring memanjang
H = jumlah mata jaring vertikal
a2 = ukuran mata jaring




d.      Shortening atau shrinkage
Merupakan beda panjang tubuh jaring dalam keadaan teregang sempurnadengan panjang jaringsetelah dieratkan float line disebutkan dalam persen. Shortening = (Lo-L1)/Lo)x100%
e.       Tinggi jaring
Tinggi jaring merupakan jarak antara float line dengan sinker line pada saat jaring terpasang di perairan. Digunakan sebaga pembeda dengan lebar jaring (mesh depth) yang biasanya digunakan untuk menjelaskan satuan jumlah mata jaring ataupun meter. Tinggi jaring= 2a n   . Mesh size (2a), jumlah mata(n) dan shortening(s)
f.       Mesh size dan besar ikan
Gillnet bersifat selektif terhadap besar besar ukuran ikan tangkapan yang diperoleh. Oleh karena itu untuk mendapatkan jumlah tangkapan yang banyak harus disesuaikan dengan badan ikan yang jumlahnya banyak apada fishing ground.
g.      Warna jaring
Warna jaring ketika berada dalam air akan dipengaruhi oleh kedalaman air , transparansi, sinar  matahari, sinar bulan dll. Warna jaring mempengaruhi visibilitas ikan. Warna jaring semakin transparan maka ikan semakin sulit membedakan dengan lingkungannya.

3.      Jaring angkat (lift net)
Jaring angkat merupakan alat tangkap aktif , untuk menurunkan atau menaikkan secara vertikal. Contoh jaring angkat yaitu bagan(bagang), serok(scoop/dip nets), bandong/banrong, anco.
a.         Bagan/ bagang
Bagan/ bagang diperkenalkan sejak tahun 1950-an, cara pengoperasian dari bagan hanya dilakukan pada saat malam hari dan di perairan yang tidak dalam. Hasil tangkapan dari baga yaitu ikan tembang, teri, japuh, selar, petek, kerong-kerong, kapas-kapas, cumi-cumi, sotong, dll. Macam macam bagan yaitu bagan tancap(stationary lift nets) , bagan rakit(raft lift nets), bagan perahu(boat lift nets), dan kelong betawi.

b.         Serok(scoop/ dip nets)
Serok merupakan jaring angkat yang berbentuk kerucut atau kantong, mulut jaring terbuka dengan memakai bingkai yang terbuat dari bambu atau rotan atau metal dan pengoperasiannya dapat dilakukan tanpa menggunakan perahu. Metode penangkapan menggunakan sorong yaitu dengan cara disorong dengan perahuatau kapal motor yang disebut sondong.
c.         Bandong/ bandrong
Jaring bandrong  adalah jaring angkat yang berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar,  dibuat dari waring( bandong rebon) atau waring karuna, dari benang katun(banrong). Menurut ukurannya jaring banrong dikelompokkan menjadi dua yaitu bandrong besar dan bandrong kecil.
Bandrong terdiri dari beberapa bagian yang tiang penyanggah yang biasa terbuat dari bambu atau kayu yang berfungsi sebagai penahan agar banrong dapat berdiri biasanya terdiri dari 6 buah tiang, jala-jala terdapat pada banrong besar yang berfungsi sebagai pintu penutup sebelum bibir jaring utama terangkat ke permukaan air tali pengangkut yang berfungsi untuk mengangkat jaring saat ikan telah terkumpul pada banrong, tali pembentang yang berfungsi  sebagai tempat terkaitnya jaring, pemberat yang terbuat dari timah atau batu kali dan yang terakhir jaring terbuat dari bahan katun yang merupakan tempat ikan terkumpul.
Daerah pengoperasiannya  adalah daerah perairan pantai, disepanjang pantai yang terlindungi dari gelombang besar dan di perairan terumbu karang. Hasil tangkapan banrong pada umumnya ikan pelagis. Hasil tangkapan utama berupa ikan tembang, teri, belanak, dan tongkol.
d.        Anco
Jaring angkat anco (portable lift nets) adalah jaring angka yang dipasang menetap di perairan, berbentuk empat persegi panjang, terdiri dari jaring yang keempat ujungnya diikat pada bambu yang di belah dan kedua ujungnya dihaluskan(diruncingkan) kemudian dipasang bersilangan satu sama lain dengan sudut 90°. Anco merupakan alat tangkap yang sederhana , terbuat dari bambu sebagai alat untuk menaik atau menurunkan jaring, mata jaring anco relatif lebih kecil-kecil karena tujuan penangkapan ikan adalah ikan-ikan kecil seperti ikan  petek.
Alat ini dioperasikan harus menggunakan bantuan lampua atau umpan menarik ikan. Anco tetap dioperasikan dengan cara jaring diturunkan kearah dasar perairan pantai, muara sungai dan teluk-teluk yang relatif dangkal dengan muka jaring menghadap ke dalam perairan. Setelah ikan terkumpul, lalu secara perlahan jaring diputar atau dibalik dan diangkat kearah permukan hingga kumpulan ikan  berada di dalam jaring.

4.      Pancing(hook& lines)
Pancing(hook & lines) adalah alat tangkap ikan yang terdiri dari tali dan mata pancing. Umumnya pada mata pancing dipasang umpan, baik umpan asli maupun umpan buatan. Umpan ini berfungsi untuk menarik perhatian ikan. Contoh umpan asli meliputi ikan, udang atau  organisme lainnya yang hidup atau mati. Sedangkan umpan buatan dapat berupa kayu, plastik, dan sebagainya yang menyerupai ikan, udang atau lainnya. Jenis alat pancing meliputi pancing rawai(long line), pancing gandar(pole and line), pancing tarik(trolling line), pancing ulur(hand line).


5.      Perangkap(traps)
Perangkap merupakan alat tangkap pasif dan merupakan alat jebakan. Biasanya perangkap terbuat dari bambu, rotan, kawat, kere bambu, plastik, PVC, kayu dll. Pemasangan jebakan ini biasanya secara temporer maupun semi permanen, permanen di dasar laut, diapungkan atau dihanyutkan. Alat tangkap ikan ini biasanya menggunakan bantuan umpan maupun tanpa umpan. Hasil tangkapan berupa ikan torani, lobster, ikan hias, siput laut dll.  Contoh jenis perangkap yaitu bubu, perangkap setengah lingkaran, sero dan sejenisnya, perangkap pasang surut, krendet, dan pintur.



















Bab 3
PENUTUP
KESIMPULAN

Alat tangkap ikan di pantura  yaitu pukat kantong (seine net), jaring insang(gill nets), jaring angkat(lift net), pancing(hook & lines), dan perangkap(traps). Contoh dari pukat kantong yaitu pukat ikan, pukat udang (shrimp trawler), dogol, pukat pantai, pukat cincin (purse seine).contoh jaring insang yaitu jaring insang hanyut(drift gill net), jaring insang labuh(set gill nets), jaring insang karang (coral reef gill nets), jaring insang lingkar(encircling gill nets), jaring tiga lapis(trammel net), jaring dua lapis(double nets). Contoh jaring angkat yaitu bagan(bagang), serok(scoop/dip nets), bandong/banrong, anco. Jenis alat pancing meliputi pancing rawai(long line), pancing gandar(pole and line), pancing tarik(trolling line), pancing ulur(hand line). bubu, perangkap setengah lingkaran, sero dan sejenisnya, perangkap pasang surut, krendet, dan pintur.
Hasil tangkapan pukat kantong yaitu Jenis ikan hasil tangkapannya berupa udang putih (P.indicus, P.merguiensis), udang krosok(metapenolopsis Sp.) udang bago (P.monodon) dan jenis ikan lain seperti pethek (Leugnatus Sp.) kuniran (upeneaus Sp), ikan pelagis kecil seperti ikan kembung, selar, lemuru dan ikan lainnya sedangkan ikan pelagis besar seperti cakalang, tuna dan masih banyak lagi. Hasil tangkapan jaring insang yaitu ikan jenis pelagis dan ikan demersal. Hasil tangkapan jaring angkat berupa ikan tembang, teri, japuh, selar, petek, kerong-kerong, kapas-kapas, cumi-cumi, sotong.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar